Rabu, 03 Agustus 2016

FRAUD : THE FINISH LINE


Kamis Pukul 02.00

Tepat pukul 2 malam, ponsel Rantai berbunyi ketika dia hendak keluar dari toilet. Selama ini Rantai memang punya 1 ponsel pribadi yang tidak diketahui siapa pun kecuali orang tuanya. Ketika tim BIN menyuruh membuang semua alat komunikasi waktu itu, Rantai memutuskan untuk tidak membuang ponsel tersebut. Tertulis nomer pribadi di layar ponselnya. Pelan - pelan Rantai mengangkat telepon misterius itu dengan curiga. Ketika diangkat terdengar jelas suara yang sangat dikenalinya. Suara Ibunya yang meminta tolong sambil menangis. Rantai seketika melemas ketika mendengar suara itu. Jantungnya kembali berdegup kencang sambil mencari pegangan agar tidak terjatuh. Tapi belum sempat Rantai berbicara banyak, tiba - tiba telepon tersebut langsung diambil alih seseorang. Seseorang itu ternyata adalah Ale Pratama dan mengatakan bahwa dia telah menculik kedua orang tua Rantai. Dia mengancam Rantai akan membunuh kedua orang tuanya kalau Rantai tidak mengikuti perintahnya. Rantai tidak punya pilihan lain. Dia sudah pernah kehilangan adik tercintanya, dia tidak akan sanggup kalau harus kehilangan kedua orang tuanya juga.

Ale Pratama memintanya untuk pergi ke parkir basement di sebelah kantor KPK. Dia harus berangkat kesana segera seorang diri tanpa boleh ada orang yang tahu. Setelah pembicaraan selesai, Rantai segera merapikan pakaiannya sambil melatih ekspresi tenang di depan cermin agar orang - orang tidak curiga padanya. Rantai berhasil keluar ruangan tanpa ada seorang pun yang curiga walaupun sebelumnya Genta sempat menanyakan Rantai mau kemana. Dengan berpura - pura, Rantai mengaku pada Genta ingin keluar gedung sebentar untuk merokok. Ketika Rantai sudah berhasil sampai di lobi bawah, dia melihat ada banyak polisi yang sudah berjaga di pintu keluar kantor KPK. Tapi tiba - tiba terdengar suara teriakan seseorang yang mencoba berorasi di lapangankantor KPK. Entah dari mana orang itu tahu - tahu berorasi sendirian, tapi kejadian ini membuat orang - orang termasuk para polisi yang tadinya berkumpul di lobi berbondong - bondong menuju lapangan KPK untuk melihat apa yang terjadi. Kemudian Rantai dengan mudah keluar dari gedung tersebut tanpa ada orang yang tahu.

Dan sampailah Rantai tiba di tujuan, sebuah parkir basement yang terlihat sepi sekali. Tidak lama kemudian, sosok seorang Ale Pratama yang selama ini dicari semua orang muncul di depan mukanya. Sambil dikawal ketat oleh para bodyguardnya yang menodongkan pistol ke arah Rantai, tanpa basa basi Ale Pratama mulai menyebutkan tuntutannya satu persatu. Ale Pratama menuntut Rantai untuk membersihkan namanya dengan sebuah skenario yang telah disusun rapi olehnya. Skenario yang membuat Rantai tercengang tak percaya ketika mendengar penjabarannya. Dalam skenario itu Rantai harus rela disalahkan atas semua perbuatan keji yang dilakukan Ale Pratama dengan bukti dan alibi meyakinkan yang entah dari mana Ale Pratama dapatkan. Seketika terlintas semua kerja keras Rantai selama ini yang akan segera hancur hanya dalam 1 malam. Tapi ini adalah harga mati yang mau tidak mau harus dijalankan Rantai mala mini juga untuk menyelamatkan nyawa kedua orang tuanya.

Ale Pratama berjanji akan mengembalikan kedua orang tuanya setelah Rantai berhasil menjalankan senario tersebut. Tapi Rantai tidak begitu saja percaya dengan kata - kata Ale Pratama. Rantai meminta bukti bahwa orang tuanya memang masih hidup. Tak lama kemudian, dari satu sudut yang gelap muncul beberapa orang yang mengantarkan kedua orang tua Rantai yang terikat tangannya kebelakang sambil menodong pistol kea rah kepala kedua orang tuanya. Kali ini mimpi buruknya benar - benar menjadi kenyataan. Rantai tidak bisa lagi berkelit, dia harus menjalankan skenario itu demi nyawa orang tuanya. Namun secara tiba - tiba muncul suara tembakan yang sangat memekakkan teliga karena tepat berasal dari belakang Rantai berdiri. Seketika itu juga Rantai langsung menundukan kepala sambil menutup telinga dengan tangannya. Tanpa sadar Rantai menangis histeris sambil menutup mata. Lalu terdengar lagi suara tembakan beberapa kali yang membuat Rantai semakin histeris. Ketika Rantai membuka matanya, tiba - tiba Rantai merasakan ada orang yang menentuh punggungnya dan mencoba menyeretnya ke belakang.

Ketika menoleh ke belakang ternyata salah satu rekan Genta yang menyeretnya. Rasanya benar - benar seperti mimpi. Sulit untuk mencerna apa yang sedang berlangsung saat itu. Rantai mencoba melihat ke sekeliling. Ada banyak polisi yang sudah siap siaga dengan posisi menodongkan pistol seakan siap menarik pelatuknya kapan saja ke arah satu kerumunan. Rantai melihat Genta dan tim BIN yang lain berlari kearah kerumunan tersebut mencoba melumpuhkan Ale Pratama dan orang - orangnya. Sulit untuk mengetahui apa yang terjadi di kerumunan tersebut karena posisi Genta dan timnya yang memunggunginya. Hanya satu yang ada di pikiran Rantai saat itu. Orang tuanya. Rantai mencemasi keadaan orang tuanya saat itu. Rantai berdoa keras agar orang tuanya baik - baik saja tanpa terluka sedikit pun.

Tidak ada komentar: