MUSA VIEWPOINT
Pagi itu aku kaget ketika membuka pintu dan
mendapati Bara dan Carol sudah ada di depan flatku. Apalagi penampilan mereka
begitu berantakan. Bara memohon bantuan padaku. Dia dan Carol mau meminjam
bajuku. Aku bingung ada apa sebenarnya. Bara hanya memberikan penjelasan
singkat padaku. Dia mengatakan bahwa ada orang - orang jahat yang sedang
mengejar mereka saat ini dan itu ada hubungannya dengan ayah Carol. Pagi ini juga
mereka harus ke Paris menggunakan kereta. Mereka perlu baju baru supaya orang-
orang itu tidak bisa mengenali mereka. Bara bilang hanya aku satu - satunya orang
yang bisa dia percaya saat ini. Aneh rasanya mendengar hal itu, dia begitu
mempercayaiku sedangkan selama ini aku tidak jujur tentang siapa aku
sebenarnya. Bara juga menitipkan sebuah amplop kepadaku ketika Carol sedang di kamar mandi. Dia memintaku
menyimpannya sementara karena itu adalah dokumen penting. Setelah urusannya
selesai, mereka langsung pergi ke stasiun. Tapi tak lama kemudian aku melihat
Tayo juga pergi menggunakan motor.
Beberapa jam kemudian Tayo menelpon ku. Aku
begitu kaget mendengar Tayo bisa berbahasa indonesia. Bagaimana caranya dia bisa
berbahasa Indonesia seperti itu. Seingatku aku tidak pernah mengajarkan bahasa Indonesia padanya. Lalu dia
menjelaskan semuanya padaku secara singkat. Dia juga tahu identitasku yang
sebenarnya. Intinya dia membutuhkan pertolonganku saat ini. Tayo meminta ku
terbang ke Paris saat ini juga dan membawa serta dokumen yang diberikan Bara pada ku. Dia akan
menjelaskan rencananya nanti lewat sms. Dengan cepat kilat aku berangkat menuju
bandara. Dan disinilah aku sekarang, berada di salah satu stasiun metro di
Paris. Itulah isi sms Tayo kepada ku untuk menunggunya disini. Kemudian dari
kejauhan aku melihat Bara dan Carol sedang menaiki salah satu metro. Sesuai dengan
sms Tayo selanjutnya, aku juga langsung naik ke metro tersebut. Aku langsung
menelpon Bara untuk mengabarkan kalau aku sudah ada di metro yang sama.
Kami bertemu di peron tengah. Bara dan Carol
kaget melihat ku ada disana. Aku bertanya dimana Tayo berada. Dengan raut muka
sedih mereka mengatakan bahwa Tayo mencoba menahan orang - orang jahat itu di
stasiun, tapi sayangnya dia tidak sempat menaiki metro ini. Kemudian aku
menceritakan semua yang Tayo ceritakan padaku. Tidak sampai 1 jam kami sudah
sampai di stasiun tujuan. Stasiun ini begitu sepi ketika kami turun. Tempat yang
lumayan jauh dari pusat kota Paris. Jarak antara stasiun dengan tempat yang
kami tuju hanya beberapa km. Karena itu kami memutuskan untuk menumpang truk yang
akan melewati tempat tujuan kami. Namun ditengah perjalanan, tiba - tiba truk tersebut
berhenti. Orang - orang jahat itu sudah mengepung kami sebelum sempat kami
melarikan diri. Mereka menodongkan pistol kearah kami. Kami tidak punya pilihan
selain mengikuti perintah mereka.
Mereka memaksa kami masuk ke mobil Van mereka. Baru
15 menit mobil itu berjalan, aku melihat ke kaca spion ada mobil yang mengikuti
kami dari belakang. Dan aku kenal itu siapa. Itu Tayo. Kemudian aku memberikan
isyarat pada Bara. Bara langsung mengerti maksudku. Aku langsung memukul supir
mobil itu dari belakang, begitupun Bara yang memukul orang di sebelahnya
sehingga menimbulkan kegaduhan di dalam mobil. Mobil tersebut langsung oleng
dan menabrak pohon. Mobil mulai mengeluarkan asap. Pada kesempatan itulah kami
langsung keluar dari mobil. Bara menyuruh Carol naik ke mobil Tayo yang sudah
menunggunya dari tadi. Sementara aku dan Bara masih harus berkelahi melawan
orang - orang itu. Tiba - tiba terdengar suara tembakan. Seseorang menembak ke
arah Bara. Aku melihat kaki Bara tertembak. Langsung kulumpuhkan segera orang yang menembak
Bara. Lalu dengan susah payah aku menyeret Bara berlari menuju mobil Tayo. Tayo
langsung melajukan mobilnya secepat mungkin. Tempat aman itu tinggal beberapa
blok lagi. Dari belakang aku lihat mereka mencoba mengejar kami lagi. Tapi
sayang mereka terlambat. Dalam hitungan menit kami sudah sampai di tempat
tujuan.
Di sana sudah ada segerombol polisi yang siap menyelamatkan
kami. Disana juga ada ayah Carol yang sudah lama menunggu putri tercintanya.
Carol langsung berlari dan segera memeluk ayahnya. Polisi juga langsung
meringkus orang - orang jahat itu. Dan terbongkarlah cerita yang sebenarnya dari
mulut ayah Carol. Orang - orang jahat itu adalah suruhan seorang mafia narkoba yang
selama ini bekerjasama dengan ayah Carol. Tapi kemudian ayahnya menyadari
kesalahannya dan memutuskan untuk tidak melanjutkan kerjasama itu lagi. Tapi
bos mafia itu tidak terima dengan keputusannya. Bos mafia itu mencoba menculik
Carol untuk mengancam ayahnya. Dan selama ini yang membuat Bara dikeluarkan dari
kampus bukanlah ayah Carol, tapi orang - orang suruhan bos mafia itu. Mereka
takut Bara akan mengancam bisnis mereka ketika tahu dia menemukan dokumen
transaksi itu. Tapi ayah Carol tahu tentang Bara yang dikeluarkan dari kampus.
Ayahnya mencari tahu semua hal tentang Bara. Ayahnya yakin Bara bisa
membantunya menyelesaikan masalah dengan mafia itu. Oleh karena itu selama ini
ayah Carol menyewa Tayo untuk memantaunya.
Aku tidak menyangka akan mengalami hal yang sama
seperti waktu di Hongkong. Paling tidak kali ini hanya luka - luka lebam yang
aku alami. Tidak ada yang namanya dirawat dirumah sakit apalagi sampai harus
koma. Tapi sayangnya tidak begitu dengan Bara. Dia harus dirawat di rumah sakit
karena luka tembak di kakinya. Tapi aku tidak perlu mencemasinya. Selama di rumah
sakit Carol selalu menemani dan menjaganya. Setelah sembuh Bara akan kembali ke
kampus dan melanjutkan studinya. Aku akhirnya mengungkapkan identitasku
sebenarnya kepada mereka. Paling tidak itu meringankan bebanku selama ini. Sedangkan
Tayo, akhirnya aku tahu siapa dia. Dia memang punya darah indonesia, ayahnya
memang berasal dari Jepang, tapi ibunya adalah orang Indonesia. Dia pernah
beberapa tahun tinggal di Indonesia, karena itu dia fasih berbahasa Indonesia.
Terakhir kudengar dia pindah ke Paris sekarang. Dia mendapat pekerjaan baru dan
bagus disana. Dan aku, kejadian ini telah membuat ku sadar. Aku tidak mau
menunggu apapun untuk bisa bersama orang yang aku sayangi. Aku tidak akan
pernah bisa melupakan Tala. Aku memutuskan untuk kembali ke Indonesia, berada
disamping orang - orang yang aku sayangi. Ayah dan Tala. Walaupun mungkin butuh
waktu yang banyak untuk meyakinkan Tala bahwa aku benar - benar masih hidup dan
tidak pernah melupakannya.
Akhirnya...selesai juga!! Terima kasih buat semuanya ya yang sudah mau meluangkan waktu untuk membaca blog saya. Mohon saran dan kritiknya yang membangun buat penulis amatir seperti saya. Tunggu tulisan2 saya berikutnya ya!! See u soon.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar