Sabtu, 23 Juni 2018

AJAK GENERASI MILENIAL BERKOPERASI DI SEKOLAH


Sebagai guru ekonomi di SMA pesantren, materi koperasi sudah pasti saya ajarkan karena memang termasuk materi ekonomi bagi anak kelas X (kurikulum 2013) dan kelas XII (kurikulum KTSP). Berbicara soal koperasi, membuat saya teringat bagaimana ketika mengajarkan materi koperasi ini di kelas. Saya selalu menjelaskan bahwa konsep koperasi ini sangat unik dan mendekati konsep ekonomi syariah, seperti betapa adilnya perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU), asas kekeluargaannya, konsep kebersamaannya dan masih banyak lagi. Saya ingin mereka merasa tertarik dan mencintai konsep koperasi. Tapi menjelaskannya di kelas saja, sepertinya masih belum cukup bagi para kaum milenial ini. Ketika saya bertanya apa yang mereka tahu tentang koperasi, jawabannya mereka tidak berbeda jauh, yaitu koperasi sekolah yang menjual seragam, buku pelajaran, dan perlengkapan sekolah lainnya. Materi koperasi ini memang tidak cukup dijelaskan melalui teori saja, tetapi juga harus dengan prakteknya.
            Usaha dari Kementrian Koperasi dan UKM untuk me-rebranding koperasi di era milenial seperti ini memang sejalan dengan dimasukannya meteri koperasi ke dalam pelajaran ekonomi di tingkat SMA. Maka dari itu mari kita mulai me-rebranding koperasi ini  dengan mengajak siswa-siswa SMA ini untuk berkoperasi di sekolah. Anak-anak SMA ini biasanya sangat tertarik dengan ilmu wirausaha, dan koperasi bisa menjadi wadah bagi mereka yang ingin memperdalam dan mengasah kemampuan kewirausahaannya. Tapi sayangnya seperti yang kita tahu, bahwa keterlibatan siswa di koperasi sekolah sangat terbatas, kurang mencerminkan semangat berkoperasi di sekolah. Biasanya siswa hanya dilibatkan untuk menjaga warung koperasinya, tapi apa pernah dilibatkan untuk menghitung pembukuannya, perhitungan keuntungannya, apalagi perhitungan SHU-nya, padahal hampir setiap tahun soal perhitungan SHU keluar di Ujian Nasional (UN).
            Maka dari itu dengan adanya program rebranding koperasi oleh Kementrian Koperasi dan UKM ini, sudah saatnya materi koperasi tidak hanya dijelaskan teorinya saja di kelas, tapi juga harus dipraktikkan secara langsung dari segala aspek, dari awal pembentukannya hingga perhitungan SHU, sehingga mereka tahu bahwa perhitungan SHU memang benar adanya, karena yang saya tahu selama ini belum pernah ada anak SMA mendapatkan SHU dari koperasi sekolahnya.
Salah satu konsep koperasi yang menarik menurut saya adalah membantu sebuah komunitas/ sekelompok masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya secara kolektif dan mandiri, dengan mendapatkan bonus berupa keuntungan yang akan dikembalikan lagi ke komunitas tersebut berupa sisa hasil usaha (SHU), karena Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha jual-beli seperti pada umumnya (ada pembelian, penjualan dan keuntungan).
Selain itu menurut saya prinsip koperasi sangat amat bermanfaat, misalnya sifat manusia di era milenial ini yang lebih menjurus ke individualistik dan serakah ingin menjadi yang paling kaya, hal ini dapat ditepis dengan konsep koperasi yang kekeluargaan, konsep koperasi sebagai lembaga nonprofit yang tidak mementingkan diri sendiri melainkan mementingkan kesejahteraan seluruh anggotanya. Tapi bukan berarti tidak ada persaingan, karena persaingan itu juga kadang diperlukan tapi harus lebih kearah sebagai motivasi. Misalkan seorang anggota akan termotivasi untuk memperbanyak transaksi di koperasi agar mendapatkan SHU dari jasa transaksinya, yang mana konsep ini tentu saja tidak ada di lembaga usaha lainnya. kemuadian konsep kesejahteraan anggota, hal ini tidak selalu diartikan sebagai keuntungan materi (SHU) yang melimpah. Kesejahteraan harus juga diartikan sebagai konsep hidup dimana seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya secara cukup dan tidak kekurangan, dan kalau memang ada lebihnya yah berarti itu merupakan bonus yang bisa dinikmati bersama, yang lantas juga tidak membuat seseorang menjadi serakah akan keuntungannya tersebut. Konsep-konsep seperti inilah yang juga harus diketahui, disadari dan bahkan dipraktekkan oleh para kaum milenial ini, sehingga tujuan koperasi dapat tercapai. Dan salah satu caranya yah dimulai dari sekolah di tingkat SMA ini. Kalau kegiatan pramuka saja bisa menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib di sekolah, seharusnya praktik koperasi juga bisa digiatkan lagi di sekolah secara lebih mendetail keterlibatannya. Dengan program praktik koperasi di sekolah ini, diharapkan para siswa yang sudah lulus ini nantinya bisa melanjutkan praktik koperasi ini di lingkungannya masing-masing, bisa mengajak masyarakat di sekitarnya atau memberikan penyuluhan tentang koperasi. Hal ini sangat sejalan dengan usaha pemerintah untuk me-rebranding koperasi dan mengembalikan kejayaan koperasi kembali, melalui kegiatan praktik koperasi di tingkat sekolah.
Kemudian dikeranakan di era mileniel tidak terlepas dari generasi yang melek teknologi dan internet, maka kegiatan koperasi juga harus mengikuti zaman menggunakan teknologi yang modern seperti misalnya pembukuan secara digital, internet marketing, penggunaan teknologi dalam proses produksi dan penggunaan aplikasi untuk kemudahan akses bagi anggota (seperti aplikasi android) yang lebih kekinian untuk kids zaman now.
            Saya yakin dengan adanya program praktik koperasi sekolah bagi siswa SMA ini dapat meningkatkan pamor koperasi menjadi lebih menarik dan lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar